ML sama keponakan pembantu

Kisah ini kembali terulang ketika keluarga gw membutuhkan seorang pembantu lagi. Kebetulan saat itu mbak Dian menganjurkan agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu keluarga ini. Mungkin menurut ortu gw dari pada susah susah cari kesana kesini, gak pa pa lah menerima tawaran Dian ini. Lagian dia juga sudah cukup lama berkerja pada keluarga ini. Mungkin malah menjadi pembantu kepercayaan keluarga kami ini.
Akhirnya ortu menyetujui atas penawaran ini dan mengijinkan keponakannya untuk datang ke Jakarta dan tinggal bersama dalam keluarga ini.
Didalam pikiran gw gak ada hal yang akan menarik perhatian gw kalau melihat keponakannya. “Paling paling anaknya hitam, gendut, trus jorok. Mendingan sama bibinya aja lebih enak kemutannya.” Pikir gw dalam hati.
Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama Rini, hampir setiap malam kalau anggota keluarga gw sudah tidur lelap. Maka pelan pelan gw ke kamar belakang yang memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu.
Baca lebih lanjut

Aku Jadi Pengantin Muridku

Hai, perkenalkan namaku Erina. Usiaku sekarang 18 tahun. Teman-temanku sering memuji wajahku yang bulat dan manis dengan rambutku yang hitam sebahu yang menurut mereka amat serasi dengan bentuk wajahku. Tubuhku yang mungil dengan tinggi 152 cm, memberi kesan imut yang sering menjadi daya tarik tersendiri bagi teman-temanku. Aku merupakan seorang mahasiswi keturunan Chinese dari Medan yang bisa tergolong sebagai pendatang baru di Jakarta. Aku merantau ke Jakarta sendirian untuk melanjutkan pendidikanku di sebuah universitas swasta di Jakarta Barat. Sehari-harinya aku bekerja sebagai guru les privat yang mengajar anak-anak sekolah yang pada umumnya adalah anak-anak SMP atau SD. Aku melakukan ini untuk membiayai uang kuliah dan segala keperluanku. Maklumlah, sebagai pendatang baru di kota besar seperti Jakarta, aku harus bisa membiayai segala keperluanku sendiri. Apalagi keluargaku yang berasal dari daerah juga bukan tergolong keluarga yang cukup mampu untuk membiayaiku, maka aku memutuskan untuk mandiri sendiri di perantauanku. Suatu hari, aku mendapat panggilan dari sebuah keluarga yang ingin agar aku mengajar les anak tunggal mereka. Mereka menawarkan gaji yang bagiku amat tinggi dan kurasa cukup untuk membiayai kehidupanku di Jakarta. Tanpa pikir panjang lagi, segera kuterima tawaran keluarga itu, dan kami setuju bahwa aku akan mulai mengajar anak Baca lebih lanjut

Bu Siska, Guruku Pelampias nafsuku

Aku bersekolah di sebuah SMA ternama di kota S.Aku masih kelas 1.Kenalkan dulu namaku Andy, karena potongan rambutku mirip Andy Taylor, gitaris band Duran-duran yg terkenal pada masaku (80an … dah lama banget ya), dan aku dipanggil Andy Taylor ama temen-temen.Tubuhku cukup atletis waktu itu, selain belajar beladiri, aku juga hobby bersepeda.

Kejadian awalnya pada hari Jum’at pagi, biasa kalo Jum’at pagi pasti ada SKJ (anak sekarang gak nemuin SKJ ya).Karena emang tubuh nggak fit, setelah SKJ badan jadi lemes, kuputuskan untuk minta ijin buat istirahat di UKS.Lumayanlah tidur2an buat ngembalikan kesegaran badan.
Sekitar setengah jam-an aku tidur dikamar UKS, dikamar itu hanya ada satu bilik dengan dipan yg ditutupi sama korden dan sebuah sofa.Letaknya lumayan jauh dari kelas-kelas, dekat sama Perpustakaan, jadi suasana lumayan sepi.Hampir aku terlelap hingga tiba-tiba terdengar pintu dibuka terus ditutup dan dikunci.Samar-samar kulihat dari balik korden seseorang cewek melintas, terbersit Baca lebih lanjut

Ternyata Aku Dipelet

Aku kenal Sarah ketika pulang dari rumah Oom Dhar. Perjalanan Jakarta – Semarang kami tempuh dengan naik pesawat. Tak ada yang istimewa dari perjalanan itu selain aku bisa berkenalan dengan salah seorang pramugarinya yang sexy. Namanya Sarah, tubuhnya sedikit kurus tapi buah dadanya montok banget. Sebenarnya kulit tubuhnya agak gelap, tapi tak apalah, kesannya kayak cewek latin. Aku berpura-pura pergi ke toilet, tapi sebenarnya menemui cewek pramugari itu. Langsung saja aku ajak cewek itu berkenalan dan sok ramah tamah memberikan nomor HP. Dari situah aku tahu bahwa Sarah yang berumur 28 tahun itu sudah menjanda tanpa anak. Dan akupun jadi tahu kalau Sarah hidup sendiri di sebuah rumah di daerah Bintaro.

Ketika pesawatnya mendarat segera aku berpura-pura tidak bisa melepas sabuk pengamannya. Dengan senyum penuh pengertian Sarah datang membantu, tentu saja diiringi dengan ledekan keluargaku.

“Mbak bisa bantu lepaskan sabuk pengaman saya.” pintaku. Baca lebih lanjut